Rabu, 07 April 2010

Thin Client Vs. Fat Client



a. Thin Client

Dari gambar di atas, kita bisa melihat bahwa aplikasi, database, dan user interface dibebankan kepada server. Maka dengan thin client performanya lebih ringan di sisi user, tetapi lebih berat di sisi server. Sedangkan dari segi biaya, thin client lebih mahal di sisi server dan lebih murah di sisi client.

Dari segi jaringan, thin client menuntut koneksi yang baik dan stabil. Hal ini diperlukan untuk menjaga stabilitas hubungan antar client dan server. Karena ketika terjadi loss connection maka mengakibatkan client tidak bisa lagi mengetahui data2 yang telah diproses. Untuk mengaksesnya kembali, client harus terkoneksi lagi ke server.

b. Fat client

Mengenai fat client, kita bisa mengetahui dari gambar di atas bahwa aplikasi, database, dan user interface dibebankan kepada client. Otomatis, dari sisi client akan mengalami performa yang relative lama, hardwarenya pun harus mendukung terhadap system. Makanya pada fat client, user lebih “dirugikan”. Tapi dalam hal pengaksesan, user lebih diuntungkan. User dapat melakukan pengaksesan terhadap suatu file karena databasenya terdapat di sisi client.

Hal tersebut berbalik 180 derajat dengan server. Kerja server lebih ringan karena aplikasi dan user interface tidak berada pada server. Walaupun demikian, server tetap menyimpan database. Intinya fat client adalah kebalikan dari thin client.

Tidak ada komentar: